Minggu, 27 Maret 2011

Bermesraan di Hadapan Allah

Oleh : :P asutri Yuyun-Didik
Hal 64, Bermesraan di hadapan Allah
Masih teringat di benak kami, malam itu, 7 Agustus tahun 2008, bertepatan dengan HUP Juli-Anggoro yang ke-21. Kelompok Dialog kami (KD Dugem) yang beranggotakan Pastor Eka Winarno, Pr, Juli-Anggoro, Laura-Hari, Lien-Antonius, Siany-Anton, Leony-Yohan dan kami, Yuyun-Didik, saling bertemu di rumah Juli-Anggoro yang baru selesai dirombak total.
Karena bertepatan dengan HUP Juli-Anggoro dan menyambut  Ulang Tahun Imamat Pastor Eka yang ke-8 (  15 Agustus ), maka tema dialog malam itu adalah: Evaluasi kehidupan perkawinan dan imamatku melalui “Trimarga ME”.
Pertanyaan :
  1. Bagaimana kehidupan dialogku akhir-akhir ini denganmu ( Pastor dengan sesama Pastor atau umat). Apa yang kusukai dan tidak kusukai saat berdialog denganmu?
  2. Bagaimana kehidupan “ doa berpasanganku “ dan apakah aku percaya bahwa doa merupakan kekuatan dalam hidup keluargaku?
  3. Bagaimana kehidupan “ bermesraanku “ dengan pasanganku akhir-akhir ini, dan apakah aku selalu bersyukur setelah kita selesai bermesraan?
  4. BPS menyampaikan semua ini kepadamu.
Memang benar kalau KD kami dinamakan KD Dugem/Dunia Gemerlap, karena kalau pas KD, pulangnya bisa sampai pagi hari, di atas pukul 24.00, sampai-sampai Welly, anak Siany-Anton protes, katanya kalau KD mesti 2 hari…, berangkat malam pulang pagi ! He..he…he… , “Maaf ya nyo, habis mami papi dan om-om serta tante-tante ini pada doyan ngomong…,  yang ndak hobby ngomong juga pada ketularan!”
Dalam tulisan ini,  kami hanya akan berfokus pada pertanyaan yang ke- 3. Saat itu jawaban kami, atas pertanyaan ketiga adalah mirip alias hampir sama. Setelah masing-masing mensharingkan kehidupan bermesraan kami di luar dan di dalam kamar tidur, masing-masing dari kami mengungkapan tentu saja bersyukur atas keindahan dan kenikmatan yang telah Tuhan anugerahkan. Namun, di antara kami tidak ada yang secara khusus mengungkapkan syukur itu langsung kepada Tuhan melalui doa berpasangan. Memang ada yg biasa mengucapkan terimakasih pada pasangannya, namun tidak dilanjutkan dalam doa. Kami sendiri saat itu mempunyai kebiasaan setelah bermesraan berlanjut ke doa berpasangan, tetapi tidak secara khusus mengucap syukur atas kenikmatan yang telah kami rengkuh.
Dalam perjalanan waktu sesudah itu, aku-yuyun koq merasa ada yang kurang, hatiku mengalami keresahan, tapi resah apa ya…, aku sendiri tidak tahu. Di sini, kami hendak berbagi dengan Anda semua mengenai keadaan rumah kami. Rumah kami tidak memiliki tempat untuk berdoa secara khusus. Ya… maklumlah rumah kecil, jadi tempat doa kami ya sekaligus adalah ruang tidur kami. Kami biasa berdoa di depan altar kecil yang adalah bufet, di mana kami meletakkan Kitab Suci, patung Tuhan Yesus, Bunda Maria serta gambar-gambar suci. Altar yang sebenarnya bufet itu kami letakkan di sebelah kepala tempat tidur kami.
Sejak KD tersebut, hatiku merasa terusik setiap kali hendak bermesraan dengan Didik di tempat tidur. Aku merasa koq tidak pantas ya… bermesraan, sedangkan di kamar tersebut aku juga merasakan kehadiran Tuhan. Sekalipun altar kami sederhana dan kecil, namun sudah 20 tahun kami berdoa bersama anak-anak dan juga  bersujud di situ. Di situ pula kami sunggguh merasakan kehadiran Allah melalui teguran, pertolongan dan juga mujizat  yang pernah kami alami. Aku merasa tidak pantas, namun perasaan itu tidak aku ungkapkan pada Didik. Aku ingin bertanya pada Pastur tapi aku merasa sungkan. Jadi, aku urungkan niat itu. Kemudian aku memutuskan untuk mengungkapkan rasa itu langsung pada Allah dan aku memohon bimbingan-NYA, apa yang sebaiknya harus kami lakukan.
Beberapa waktu kemudian, ketika kami berkunjung ke rumah Bapak/ Ibu baptisku, kami ngobrol-ngobrol biasa, namun entah bagaimana asal muasalnya, tiba-tiba ibu baptisku sharing. Beliau menyarankan kepada kami, berdasar pengalamannya, bahwa sebaiknya sebelum melakukan hubungan suami-istri hendaknya selalu berdoa/sujud pada Allah. Memohon perkenan/izin Allah agar melindungi dari segala kuasa gelap, dari segala nafsu ragawi dan mohon restu dari Allah sendiri, karena sesungguhnya jiwa dan raga kita ini adalah MILIK ALLAH, sehingga kita tidak berhak semau gue mempergunakannya. Demikian juga sesudah melakukannya, kita patut bersujud menghaturkan syukur dan terimakasih atas kasih Allah yang telah mempersatukan kita sebagai suami istri, yang telah mengaruniakan kenikmatan ragawi dan memohon penyertaan Allah agar bisa selalu setia sebagai  suami istri, dijauhkan dari segala godaan dunia.
Sepulang dari rumah Bp/Ibu baptis, kami langsung mempraktekkan apa yang disarankan oleh beliau, yaitu berdoa sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami istri. Berikut  BPS kami.
”BPS berdoa sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami-istri ?”

Yuyun
Aku sungguh merasa senang dan bersyukur karena Allah telah menjawab keresahanku selama ini, mengenai ketidak pantasanku dalam berhubungan dengan Didik di tempat tidur dimana Allah sendiri hadir disitu. Sebenarnya, bukankah Allah sebagai Roh Kudus selalu hadir dan tinggal di jiwa semua orang? Mengapa selama ini aku dan Didik tidak pernah ”melibatkan Allah” dalam aktivitas kami sebagai suami istri di tempat tidur?
Setelah berdoa, aku merasakan dalam berhubungan suami istri dengan Didik menjadi lebih total, lebih bahagia dan dalam lindungan kasih Allah. Rasanya seperti pengantin baru yang telah mendapat Berkat dari Allah serta restu dari orangtua, untuk memasuki gerbang keindahan dunia. Benar-benar nuiikmat lahir batin!             ( bukan nikmat lahir thok !).
Didik
Aku bersyukur pada Tuhan yang telah memberi pencerahan kepada kami. Dengan berdoa dulu sebelum melakukan hubungan suami istri, aku merasakan kebahagiaan yang berkali lipat, karena dalam berhubungan tidak semata-mata berdasarkan nafsu, namun sex sebagai suatu hal yang suci di hadapan Allah, yang dianugerahkan kepada kami berdua untuk kebahagiaan kami.
Sebagai laki-laki, sekalipun badanku bersama istriku di tempat tidur, namun bila tanpa mohon lindungan Allah, pikiranku bisa melayang kemana-mana dan membayangkan istriku adalah orang lain atau bintang film yg jauh lebih cantik dan sexy dari Yuyun. Berarti aku tidak berhubungan dengan yuyun namun berhubungan dengan orang lain. Ini berarti aku tidak mensyukuri kasih Allah yang telah menganugerahkan yuyun sebagai pasanganku. Ini berarti pula aku telah menolak kasih Allah, dan hal ini membuat celah dalam hidupku untuk masuknya kuasa-kuasa gelap melalui pikiranku. Dengan berdoa dulu, aku bisa lebih bersyukur. Apapun yang telah Tuhan anugerahkan bagiku adalah hal yang terbaik untukku. Sesudah berhubungan pun kami juga berdoa, mohon kekuatan agar kami bisa saling setia sebagai suami-istri dalam suka maupun duka, juga agar kami berdua bisa selalu setia pada Tuhan dan dijauhkan dari segala godaan-godaan dunia.
Kami sudah memulai berdoa sebelum dan sesudah bermesraan di tempat tidur, bagaimana dengan Anda berdua? Mudah-mudahan Anda berdua pun  melakukan hal yang sama seperti apa yang telah kami lakukan agar juga mengalami kebahagiaan yang berlebih./kt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar