Rabu, 30 Maret 2011
little encie: Tuhan Ada untuk Setia
little encie: Tuhan Ada untuk Setia: "'SETIA??? hari gini masih zamannya setia?' suara-suara seperti itu rasanya sudah gak asing lagi bagi kita. Karena pada kenyataannya, s..."
Minggu, 27 Maret 2011
Bagaimana menjadi sebuah Magnet-Berkat
6 STRATEGI UNTUK MENJADI POSITIF DLM DUNIA YG NEGATIF
Saya tidak tahu harus bersikap bagaimana.Saya membaca pesan pada HP saya.
"Ms. Chiqui Lara, jam 7:30 pagi, Hotel Intercon."
Saya akan makan pagi bersama Presiden dan CEO sebuah perusahaan multi- nasional yang berbasis di London.Saya mulai berandai-andai.Saya membayangkan wanita yang menduduki jabatan Presiden ini pastilah seorang yang berpostur tinggi, impresif, wanita hebat dalam balutan setelan berwarna gelap, bersepatu tumit tinggi, lengkap dengan tas kantor dari kulit.
Saya sangat kaget ketika berjalan masuk seorang wanita yang usianya terlihat tidak lebih dari kepala 5 (menurut saya), mengenakan blus putih polos, celana panjang hitam, dan sebuah senyuman yang lembut. Tanpa make-up. Tanpa perhiasan. Tanpa tas kantor.
Ia menghampiri saya dan mengulurkan tangannya.(Juga tidak bercat kuku.)Segera, saya merasakan sesuatu yang spesial dari wanita ini.Apakah itu kedamaian batin?
Saya baru tahu mengapa setelahnya.
Dua tahun lalu, Chiqui didiagnosa terkena kanker."Persisnya dua kanker utama," katanya. Artinya dua tumor ganas tumbuh dalam ovarium dan rahimnya pada saat yang bersamaan.Semua orang mengira akan melihat seorang wanita yang hancur.Namun sebaliknya, justru pada masa pencobaan itu orang-orang melihat betapa luar biasa positifnya Chiqui.
Mata saya mulai basah (yang saya seka ketika ia tidak melihat) mendengarkan ia menuturkan bagaimana keluarga dan para sahabatnya mengasihinya di saat ia membutuhkannya. "Bo, saya dikelilingi oleh kasih yang luar biasa!".Hari ini, kankernya tidak ada lagi.
Saya bertanya padanya, "Chiqui, apa yang membuat Anda menjadi seorang yang begitu positif?". "Keluarga saya," ia tersenyum. "Saya menerima cinta yang melimpah dari mereka."Ia memberi sebuah contoh yang sangat luar biasa tentang kasih yang ia alami.
"Natal bertahun-tahun yang lalu, sebuah panti asuhan mengadakan suatu program yang disebut Share-A-Home (Berbagi Sebuah Rumah). Hanya selama liburan Natal, orang tua saya sepakat untuk menerima dua anak yatim piatu, kembar laki-laki, berusia satu setengah tahun. Tapi setelah satu minggu berlalu, ibu saya tidak mengembalikan mereka ke panti asuhan. Kedua anak kembar itu harusnya tinggal bersama kami selama satu minggu. Mereka telah tinggal bersama kami selama 25 tahun."
Ia juga menceritakan pada saya kisah lain yang menyentuh."Ayah saya meninggal dalam usia 72. Pada hari terakhir pemakaman, keluarganya yang lain muncul. Seorang wanita dan tiga anak..."
"Oh tidak...," kata saya.
"Ya. Kami sangat terkejut."
"Tak seorangpun mengetahuinya?" tanya saya.
"Tak seorangpun tahu. Ayah saya selalu pulang ke rumah setiap hari. Jadi ketika keluarganya yang lain muncul, saya ingat kalau saya berbicara pada ibu saya dan bertanya, "Apa yang harus kita lakukan?" Ibu saya menjawab singkat, "Saya sudah memaafkannya."
Saya melongo.
"Ya," kata Chiqui, "Itulah tipe ibu yang saya miliki. Ia memiliki kasih yang melimpah untuk diberikan. Sekarang Anda tahu mengapa saya seperti ini."
"Amin."
"Saya sangat diberkati,Bo. Saya sungguh diberkati"
Dalam usia 32, ia sudah menjadi seorang Presiden dari sebuah perusahaan periklanan raksasa, dan kemudian, sebagai Vice Chairman.Sekarang, ia adalah Presiden dan CEO dari sebuah perusahaan fantastis, Y&R Philippines, bagian dari perusahaan multi-nasional yang sudah berumur 60 tahun.
Dalam terminologi saya, Chiqui adalah sebuah "Magnet Berkat".
Mengapa? Karena ia menarik banyak berkat dengan caranya berpikir, merasa, percaya, dan bertindak.
Berikut adalah 6 cara bagaimana Anda dapat menjadi sebuah magnet-berkat, dan menjadi positif dalam sebuah dunia yang negatif:
1. Rasakan cinta. Terima cinta dari orang-orang di sekeliling Anda, tidak perduli betapa kecil dan tidak sempurnanya cinta itu. Rayakan setiap isyarat cinta yang Anda terima. Jadikan itu sebagai suatu hal besar! Dan Anda akan menemukan bahwa Anda akan menerima cinta yang lebih dan lebih lagi.
2. Bersyukur. Bersyukurlah untuk setiap berkat kecil yang Anda terima. Sebelum tidur, hitunglah paling tidak 5 berkat yang Anda terima pada hari itu. Bahkan bersyukurlah untuk hal-hal buruk, karena pasti ada berkat di dalamnya. Rasa syukur menarik leibh banyak berkat untuk menghampiri Anda.
3. Percaya. Ya, lakukan semua yang dapat Anda lakukan! Tapi pada akhirnya, berhentilah merasa kuatir. Sebaliknya, bersandar dan percayalah pada Tuhan. Percaya bahwa yang terbaik akan datang.
4. Miliki sebuah visi. Saat Anda mempunyai sebuah visi yang terperinci, tergambar, mengobarkan semangat dalam hati Anda, Anda pasti akan menjadi positif. Dan ini adalah pengalaman hidup saya yang sangat nyata : Visi yang sangat kuat dalam bayangan Anda akan menarik semua berkat yang Anda butuhkan untuk memenuhi visi tersebut. Anda akan terkejut. Berkat-berkat itu akan datang begitu saja, bergulir ke kaki Anda, memohon Anda untuk menerimanya.
5. Cintai diri Anda. Bersungguh-sungguh dalam mencintai diri Anda. Hormati diri Anda. Jangan meremehkan diri Anda, jangan membatasi diri Anda, dan jangan menghina diri Anda. Penuhi kebutuhan Anda. Perhatikan diri Anda dengan seksama. Jika Anda lakukan itu, orang lain akan menghormati Anda, mencintai Anda, dan memenuhi kebutuhan Anda juga.
6. Cintai orang lain. Apapun kasih yang Anda beri, Anda akan menerimanya kembali berlipat-ganda. Karena itu bangunlah setiap pagi karena Anda ingin mencintai. Jadikan cinta sebagai tujuan hidup Anda. Ketika Anda menjadikan cinta sebagai alasan untuk segala sesuatu yang Anda lakukan, sekalipun jika badai gelap menyelimuti Anda, matahari akan selalu bersinar dalam hati Anda.
Semoga mimpi Anda menjadi kenyataan................
Source: NN
Saya tidak tahu harus bersikap bagaimana.Saya membaca pesan pada HP saya.
"Ms. Chiqui Lara, jam 7:30 pagi, Hotel Intercon."
Saya akan makan pagi bersama Presiden dan CEO sebuah perusahaan multi- nasional yang berbasis di London.Saya mulai berandai-andai.Saya membayangkan wanita yang menduduki jabatan Presiden ini pastilah seorang yang berpostur tinggi, impresif, wanita hebat dalam balutan setelan berwarna gelap, bersepatu tumit tinggi, lengkap dengan tas kantor dari kulit.
Saya sangat kaget ketika berjalan masuk seorang wanita yang usianya terlihat tidak lebih dari kepala 5 (menurut saya), mengenakan blus putih polos, celana panjang hitam, dan sebuah senyuman yang lembut. Tanpa make-up. Tanpa perhiasan. Tanpa tas kantor.
Ia menghampiri saya dan mengulurkan tangannya.(Juga tidak bercat kuku.)Segera, saya merasakan sesuatu yang spesial dari wanita ini.Apakah itu kedamaian batin?
Saya baru tahu mengapa setelahnya.
Dua tahun lalu, Chiqui didiagnosa terkena kanker."Persisnya dua kanker utama," katanya. Artinya dua tumor ganas tumbuh dalam ovarium dan rahimnya pada saat yang bersamaan.Semua orang mengira akan melihat seorang wanita yang hancur.Namun sebaliknya, justru pada masa pencobaan itu orang-orang melihat betapa luar biasa positifnya Chiqui.
Mata saya mulai basah (yang saya seka ketika ia tidak melihat) mendengarkan ia menuturkan bagaimana keluarga dan para sahabatnya mengasihinya di saat ia membutuhkannya. "Bo, saya dikelilingi oleh kasih yang luar biasa!".Hari ini, kankernya tidak ada lagi.
Saya bertanya padanya, "Chiqui, apa yang membuat Anda menjadi seorang yang begitu positif?". "Keluarga saya," ia tersenyum. "Saya menerima cinta yang melimpah dari mereka."Ia memberi sebuah contoh yang sangat luar biasa tentang kasih yang ia alami.
"Natal bertahun-tahun yang lalu, sebuah panti asuhan mengadakan suatu program yang disebut Share-A-Home (Berbagi Sebuah Rumah). Hanya selama liburan Natal, orang tua saya sepakat untuk menerima dua anak yatim piatu, kembar laki-laki, berusia satu setengah tahun. Tapi setelah satu minggu berlalu, ibu saya tidak mengembalikan mereka ke panti asuhan. Kedua anak kembar itu harusnya tinggal bersama kami selama satu minggu. Mereka telah tinggal bersama kami selama 25 tahun."
Ia juga menceritakan pada saya kisah lain yang menyentuh."Ayah saya meninggal dalam usia 72. Pada hari terakhir pemakaman, keluarganya yang lain muncul. Seorang wanita dan tiga anak..."
"Oh tidak...," kata saya.
"Ya. Kami sangat terkejut."
"Tak seorangpun mengetahuinya?" tanya saya.
"Tak seorangpun tahu. Ayah saya selalu pulang ke rumah setiap hari. Jadi ketika keluarganya yang lain muncul, saya ingat kalau saya berbicara pada ibu saya dan bertanya, "Apa yang harus kita lakukan?" Ibu saya menjawab singkat, "Saya sudah memaafkannya."
Saya melongo.
"Ya," kata Chiqui, "Itulah tipe ibu yang saya miliki. Ia memiliki kasih yang melimpah untuk diberikan. Sekarang Anda tahu mengapa saya seperti ini."
"Amin."
"Saya sangat diberkati,Bo. Saya sungguh diberkati"
Dalam usia 32, ia sudah menjadi seorang Presiden dari sebuah perusahaan periklanan raksasa, dan kemudian, sebagai Vice Chairman.Sekarang, ia adalah Presiden dan CEO dari sebuah perusahaan fantastis, Y&R Philippines, bagian dari perusahaan multi-nasional yang sudah berumur 60 tahun.
Dalam terminologi saya, Chiqui adalah sebuah "Magnet Berkat".
Mengapa? Karena ia menarik banyak berkat dengan caranya berpikir, merasa, percaya, dan bertindak.
Berikut adalah 6 cara bagaimana Anda dapat menjadi sebuah magnet-berkat, dan menjadi positif dalam sebuah dunia yang negatif:
1. Rasakan cinta. Terima cinta dari orang-orang di sekeliling Anda, tidak perduli betapa kecil dan tidak sempurnanya cinta itu. Rayakan setiap isyarat cinta yang Anda terima. Jadikan itu sebagai suatu hal besar! Dan Anda akan menemukan bahwa Anda akan menerima cinta yang lebih dan lebih lagi.
2. Bersyukur. Bersyukurlah untuk setiap berkat kecil yang Anda terima. Sebelum tidur, hitunglah paling tidak 5 berkat yang Anda terima pada hari itu. Bahkan bersyukurlah untuk hal-hal buruk, karena pasti ada berkat di dalamnya. Rasa syukur menarik leibh banyak berkat untuk menghampiri Anda.
3. Percaya. Ya, lakukan semua yang dapat Anda lakukan! Tapi pada akhirnya, berhentilah merasa kuatir. Sebaliknya, bersandar dan percayalah pada Tuhan. Percaya bahwa yang terbaik akan datang.
4. Miliki sebuah visi. Saat Anda mempunyai sebuah visi yang terperinci, tergambar, mengobarkan semangat dalam hati Anda, Anda pasti akan menjadi positif. Dan ini adalah pengalaman hidup saya yang sangat nyata : Visi yang sangat kuat dalam bayangan Anda akan menarik semua berkat yang Anda butuhkan untuk memenuhi visi tersebut. Anda akan terkejut. Berkat-berkat itu akan datang begitu saja, bergulir ke kaki Anda, memohon Anda untuk menerimanya.
5. Cintai diri Anda. Bersungguh-sungguh dalam mencintai diri Anda. Hormati diri Anda. Jangan meremehkan diri Anda, jangan membatasi diri Anda, dan jangan menghina diri Anda. Penuhi kebutuhan Anda. Perhatikan diri Anda dengan seksama. Jika Anda lakukan itu, orang lain akan menghormati Anda, mencintai Anda, dan memenuhi kebutuhan Anda juga.
6. Cintai orang lain. Apapun kasih yang Anda beri, Anda akan menerimanya kembali berlipat-ganda. Karena itu bangunlah setiap pagi karena Anda ingin mencintai. Jadikan cinta sebagai tujuan hidup Anda. Ketika Anda menjadikan cinta sebagai alasan untuk segala sesuatu yang Anda lakukan, sekalipun jika badai gelap menyelimuti Anda, matahari akan selalu bersinar dalam hati Anda.
Semoga mimpi Anda menjadi kenyataan................
Source: NN
Bermesraan di Hadapan Allah
Oleh : asutri Yuyun-Didik
Masih teringat di benak kami, malam itu, 7 Agustus tahun 2008, bertepatan dengan HUP Juli-Anggoro yang ke-21. Kelompok Dialog kami (KD Dugem) yang beranggotakan Pastor Eka Winarno, Pr, Juli-Anggoro, Laura-Hari, Lien-Antonius, Siany-Anton, Leony-Yohan dan kami, Yuyun-Didik, saling bertemu di rumah Juli-Anggoro yang baru selesai dirombak total.
Karena bertepatan dengan HUP Juli-Anggoro dan menyambut Ulang Tahun Imamat Pastor Eka yang ke-8 ( 15 Agustus ), maka tema dialog malam itu adalah: Evaluasi kehidupan perkawinan dan imamatku melalui “Trimarga ME”.
Pertanyaan :
Dalam tulisan ini, kami hanya akan berfokus pada pertanyaan yang ke- 3. Saat itu jawaban kami, atas pertanyaan ketiga adalah mirip alias hampir sama. Setelah masing-masing mensharingkan kehidupan bermesraan kami di luar dan di dalam kamar tidur, masing-masing dari kami mengungkapan tentu saja bersyukur atas keindahan dan kenikmatan yang telah Tuhan anugerahkan. Namun, di antara kami tidak ada yang secara khusus mengungkapkan syukur itu langsung kepada Tuhan melalui doa berpasangan. Memang ada yg biasa mengucapkan terimakasih pada pasangannya, namun tidak dilanjutkan dalam doa. Kami sendiri saat itu mempunyai kebiasaan setelah bermesraan berlanjut ke doa berpasangan, tetapi tidak secara khusus mengucap syukur atas kenikmatan yang telah kami rengkuh.
Dalam perjalanan waktu sesudah itu, aku-yuyun koq merasa ada yang kurang, hatiku mengalami keresahan, tapi resah apa ya…, aku sendiri tidak tahu. Di sini, kami hendak berbagi dengan Anda semua mengenai keadaan rumah kami. Rumah kami tidak memiliki tempat untuk berdoa secara khusus. Ya… maklumlah rumah kecil, jadi tempat doa kami ya sekaligus adalah ruang tidur kami. Kami biasa berdoa di depan altar kecil yang adalah bufet, di mana kami meletakkan Kitab Suci, patung Tuhan Yesus, Bunda Maria serta gambar-gambar suci. Altar yang sebenarnya bufet itu kami letakkan di sebelah kepala tempat tidur kami.
Sejak KD tersebut, hatiku merasa terusik setiap kali hendak bermesraan dengan Didik di tempat tidur. Aku merasa koq tidak pantas ya… bermesraan, sedangkan di kamar tersebut aku juga merasakan kehadiran Tuhan. Sekalipun altar kami sederhana dan kecil, namun sudah 20 tahun kami berdoa bersama anak-anak dan juga bersujud di situ. Di situ pula kami sunggguh merasakan kehadiran Allah melalui teguran, pertolongan dan juga mujizat yang pernah kami alami. Aku merasa tidak pantas, namun perasaan itu tidak aku ungkapkan pada Didik. Aku ingin bertanya pada Pastur tapi aku merasa sungkan. Jadi, aku urungkan niat itu. Kemudian aku memutuskan untuk mengungkapkan rasa itu langsung pada Allah dan aku memohon bimbingan-NYA, apa yang sebaiknya harus kami lakukan.
Beberapa waktu kemudian, ketika kami berkunjung ke rumah Bapak/ Ibu baptisku, kami ngobrol-ngobrol biasa, namun entah bagaimana asal muasalnya, tiba-tiba ibu baptisku sharing. Beliau menyarankan kepada kami, berdasar pengalamannya, bahwa sebaiknya sebelum melakukan hubungan suami-istri hendaknya selalu berdoa/sujud pada Allah. Memohon perkenan/izin Allah agar melindungi dari segala kuasa gelap, dari segala nafsu ragawi dan mohon restu dari Allah sendiri, karena sesungguhnya jiwa dan raga kita ini adalah MILIK ALLAH, sehingga kita tidak berhak semau gue mempergunakannya. Demikian juga sesudah melakukannya, kita patut bersujud menghaturkan syukur dan terimakasih atas kasih Allah yang telah mempersatukan kita sebagai suami istri, yang telah mengaruniakan kenikmatan ragawi dan memohon penyertaan Allah agar bisa selalu setia sebagai suami istri, dijauhkan dari segala godaan dunia.
Sepulang dari rumah Bp/Ibu baptis, kami langsung mempraktekkan apa yang disarankan oleh beliau, yaitu berdoa sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami istri. Berikut BPS kami.
”BPS berdoa sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami-istri ?”
Yuyun
Aku sungguh merasa senang dan bersyukur karena Allah telah menjawab keresahanku selama ini, mengenai ketidak pantasanku dalam berhubungan dengan Didik di tempat tidur dimana Allah sendiri hadir disitu. Sebenarnya, bukankah Allah sebagai Roh Kudus selalu hadir dan tinggal di jiwa semua orang? Mengapa selama ini aku dan Didik tidak pernah ”melibatkan Allah” dalam aktivitas kami sebagai suami istri di tempat tidur?
Setelah berdoa, aku merasakan dalam berhubungan suami istri dengan Didik menjadi lebih total, lebih bahagia dan dalam lindungan kasih Allah. Rasanya seperti pengantin baru yang telah mendapat Berkat dari Allah serta restu dari orangtua, untuk memasuki gerbang keindahan dunia. Benar-benar nuiikmat lahir batin! ( bukan nikmat lahir thok !).
Didik
Aku bersyukur pada Tuhan yang telah memberi pencerahan kepada kami. Dengan berdoa dulu sebelum melakukan hubungan suami istri, aku merasakan kebahagiaan yang berkali lipat, karena dalam berhubungan tidak semata-mata berdasarkan nafsu, namun sex sebagai suatu hal yang suci di hadapan Allah, yang dianugerahkan kepada kami berdua untuk kebahagiaan kami.
Sebagai laki-laki, sekalipun badanku bersama istriku di tempat tidur, namun bila tanpa mohon lindungan Allah, pikiranku bisa melayang kemana-mana dan membayangkan istriku adalah orang lain atau bintang film yg jauh lebih cantik dan sexy dari Yuyun. Berarti aku tidak berhubungan dengan yuyun namun berhubungan dengan orang lain. Ini berarti aku tidak mensyukuri kasih Allah yang telah menganugerahkan yuyun sebagai pasanganku. Ini berarti pula aku telah menolak kasih Allah, dan hal ini membuat celah dalam hidupku untuk masuknya kuasa-kuasa gelap melalui pikiranku. Dengan berdoa dulu, aku bisa lebih bersyukur. Apapun yang telah Tuhan anugerahkan bagiku adalah hal yang terbaik untukku. Sesudah berhubungan pun kami juga berdoa, mohon kekuatan agar kami bisa saling setia sebagai suami-istri dalam suka maupun duka, juga agar kami berdua bisa selalu setia pada Tuhan dan dijauhkan dari segala godaan-godaan dunia.
Kami sudah memulai berdoa sebelum dan sesudah bermesraan di tempat tidur, bagaimana dengan Anda berdua? Mudah-mudahan Anda berdua pun melakukan hal yang sama seperti apa yang telah kami lakukan agar juga mengalami kebahagiaan yang berlebih./kt
Masih teringat di benak kami, malam itu, 7 Agustus tahun 2008, bertepatan dengan HUP Juli-Anggoro yang ke-21. Kelompok Dialog kami (KD Dugem) yang beranggotakan Pastor Eka Winarno, Pr, Juli-Anggoro, Laura-Hari, Lien-Antonius, Siany-Anton, Leony-Yohan dan kami, Yuyun-Didik, saling bertemu di rumah Juli-Anggoro yang baru selesai dirombak total.
Karena bertepatan dengan HUP Juli-Anggoro dan menyambut Ulang Tahun Imamat Pastor Eka yang ke-8 ( 15 Agustus ), maka tema dialog malam itu adalah: Evaluasi kehidupan perkawinan dan imamatku melalui “Trimarga ME”.
Pertanyaan :
- Bagaimana kehidupan dialogku akhir-akhir ini denganmu ( Pastor dengan sesama Pastor atau umat). Apa yang kusukai dan tidak kusukai saat berdialog denganmu?
- Bagaimana kehidupan “ doa berpasanganku “ dan apakah aku percaya bahwa doa merupakan kekuatan dalam hidup keluargaku?
- Bagaimana kehidupan “ bermesraanku “ dengan pasanganku akhir-akhir ini, dan apakah aku selalu bersyukur setelah kita selesai bermesraan?
- BPS menyampaikan semua ini kepadamu.
Dalam tulisan ini, kami hanya akan berfokus pada pertanyaan yang ke- 3. Saat itu jawaban kami, atas pertanyaan ketiga adalah mirip alias hampir sama. Setelah masing-masing mensharingkan kehidupan bermesraan kami di luar dan di dalam kamar tidur, masing-masing dari kami mengungkapan tentu saja bersyukur atas keindahan dan kenikmatan yang telah Tuhan anugerahkan. Namun, di antara kami tidak ada yang secara khusus mengungkapkan syukur itu langsung kepada Tuhan melalui doa berpasangan. Memang ada yg biasa mengucapkan terimakasih pada pasangannya, namun tidak dilanjutkan dalam doa. Kami sendiri saat itu mempunyai kebiasaan setelah bermesraan berlanjut ke doa berpasangan, tetapi tidak secara khusus mengucap syukur atas kenikmatan yang telah kami rengkuh.
Dalam perjalanan waktu sesudah itu, aku-yuyun koq merasa ada yang kurang, hatiku mengalami keresahan, tapi resah apa ya…, aku sendiri tidak tahu. Di sini, kami hendak berbagi dengan Anda semua mengenai keadaan rumah kami. Rumah kami tidak memiliki tempat untuk berdoa secara khusus. Ya… maklumlah rumah kecil, jadi tempat doa kami ya sekaligus adalah ruang tidur kami. Kami biasa berdoa di depan altar kecil yang adalah bufet, di mana kami meletakkan Kitab Suci, patung Tuhan Yesus, Bunda Maria serta gambar-gambar suci. Altar yang sebenarnya bufet itu kami letakkan di sebelah kepala tempat tidur kami.
Sejak KD tersebut, hatiku merasa terusik setiap kali hendak bermesraan dengan Didik di tempat tidur. Aku merasa koq tidak pantas ya… bermesraan, sedangkan di kamar tersebut aku juga merasakan kehadiran Tuhan. Sekalipun altar kami sederhana dan kecil, namun sudah 20 tahun kami berdoa bersama anak-anak dan juga bersujud di situ. Di situ pula kami sunggguh merasakan kehadiran Allah melalui teguran, pertolongan dan juga mujizat yang pernah kami alami. Aku merasa tidak pantas, namun perasaan itu tidak aku ungkapkan pada Didik. Aku ingin bertanya pada Pastur tapi aku merasa sungkan. Jadi, aku urungkan niat itu. Kemudian aku memutuskan untuk mengungkapkan rasa itu langsung pada Allah dan aku memohon bimbingan-NYA, apa yang sebaiknya harus kami lakukan.
Beberapa waktu kemudian, ketika kami berkunjung ke rumah Bapak/ Ibu baptisku, kami ngobrol-ngobrol biasa, namun entah bagaimana asal muasalnya, tiba-tiba ibu baptisku sharing. Beliau menyarankan kepada kami, berdasar pengalamannya, bahwa sebaiknya sebelum melakukan hubungan suami-istri hendaknya selalu berdoa/sujud pada Allah. Memohon perkenan/izin Allah agar melindungi dari segala kuasa gelap, dari segala nafsu ragawi dan mohon restu dari Allah sendiri, karena sesungguhnya jiwa dan raga kita ini adalah MILIK ALLAH, sehingga kita tidak berhak semau gue mempergunakannya. Demikian juga sesudah melakukannya, kita patut bersujud menghaturkan syukur dan terimakasih atas kasih Allah yang telah mempersatukan kita sebagai suami istri, yang telah mengaruniakan kenikmatan ragawi dan memohon penyertaan Allah agar bisa selalu setia sebagai suami istri, dijauhkan dari segala godaan dunia.
Sepulang dari rumah Bp/Ibu baptis, kami langsung mempraktekkan apa yang disarankan oleh beliau, yaitu berdoa sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami istri. Berikut BPS kami.
”BPS berdoa sebelum dan sesudah melakukan hubungan suami-istri ?”
Yuyun
Aku sungguh merasa senang dan bersyukur karena Allah telah menjawab keresahanku selama ini, mengenai ketidak pantasanku dalam berhubungan dengan Didik di tempat tidur dimana Allah sendiri hadir disitu. Sebenarnya, bukankah Allah sebagai Roh Kudus selalu hadir dan tinggal di jiwa semua orang? Mengapa selama ini aku dan Didik tidak pernah ”melibatkan Allah” dalam aktivitas kami sebagai suami istri di tempat tidur?
Setelah berdoa, aku merasakan dalam berhubungan suami istri dengan Didik menjadi lebih total, lebih bahagia dan dalam lindungan kasih Allah. Rasanya seperti pengantin baru yang telah mendapat Berkat dari Allah serta restu dari orangtua, untuk memasuki gerbang keindahan dunia. Benar-benar nuiikmat lahir batin! ( bukan nikmat lahir thok !).
Didik
Aku bersyukur pada Tuhan yang telah memberi pencerahan kepada kami. Dengan berdoa dulu sebelum melakukan hubungan suami istri, aku merasakan kebahagiaan yang berkali lipat, karena dalam berhubungan tidak semata-mata berdasarkan nafsu, namun sex sebagai suatu hal yang suci di hadapan Allah, yang dianugerahkan kepada kami berdua untuk kebahagiaan kami.
Sebagai laki-laki, sekalipun badanku bersama istriku di tempat tidur, namun bila tanpa mohon lindungan Allah, pikiranku bisa melayang kemana-mana dan membayangkan istriku adalah orang lain atau bintang film yg jauh lebih cantik dan sexy dari Yuyun. Berarti aku tidak berhubungan dengan yuyun namun berhubungan dengan orang lain. Ini berarti aku tidak mensyukuri kasih Allah yang telah menganugerahkan yuyun sebagai pasanganku. Ini berarti pula aku telah menolak kasih Allah, dan hal ini membuat celah dalam hidupku untuk masuknya kuasa-kuasa gelap melalui pikiranku. Dengan berdoa dulu, aku bisa lebih bersyukur. Apapun yang telah Tuhan anugerahkan bagiku adalah hal yang terbaik untukku. Sesudah berhubungan pun kami juga berdoa, mohon kekuatan agar kami bisa saling setia sebagai suami-istri dalam suka maupun duka, juga agar kami berdua bisa selalu setia pada Tuhan dan dijauhkan dari segala godaan-godaan dunia.
Kami sudah memulai berdoa sebelum dan sesudah bermesraan di tempat tidur, bagaimana dengan Anda berdua? Mudah-mudahan Anda berdua pun melakukan hal yang sama seperti apa yang telah kami lakukan agar juga mengalami kebahagiaan yang berlebih./kt
Jumat, 25 Maret 2011
AKU INGIN MENJADI YANG BAIK
Dengan niat tersebut di atas, maka berarti 80% kehidupan pernikahan kita dapat dipastikan akan baik.
Bisa hidup dengan materi yang berkucukupan dan memiliki kedudukan terhormat, serta memiliki istri yang menawan merupakan impian setiap pria.
Pertanyaannya, jika kita sebagai seorang suami *) yang tidak berada pada posisi seperti impian di atas. Apa kiranya yang akan kita lakukan?
Langkah awal, syukurilah apa yang telah kita raih, dan jangan berkeluh kesah. Langkah positif ini adalah langkah awal menuju kebahagian kita bersama istri tercinta.
Agar proses kebahagiaan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita harus memiliki strategi yang cermat untuk membimbing istri kita.
Langkah awal, syukurilah apa yang telah kita raih, dan jangan berkeluh kesah. Langkah positif ini adalah langkah awal menuju kebahagian kita bersama istri tercinta.
Agar proses kebahagiaan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita harus memiliki strategi yang cermat untuk membimbing istri kita.
Bagi pasangan yang istri-nya bekerja, tidak jarang bahwa penghasilan istri-nya lebih besar, bahkan jauh lebih besar dari suami-nya.
Kalau hal ini terjadi pada kita, apa yang harus kita lakukan?
Hal ini sangat tergantung pada komitmen awal ketika kita memutuskan untuk menjalani rumah tangga bersamanya.
Kalau hal ini terjadi pada kita, apa yang harus kita lakukan?
Hal ini sangat tergantung pada komitmen awal ketika kita memutuskan untuk menjalani rumah tangga bersamanya.
Kalau komitmen prioritas kebahagian di keluarga kita adalah materi, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah, menawarkan kepada istri kita, apakah kita perlu mengambil alih beberapa tugas-tugas rumah tangga, agar istri lebih dapat berkonsentrasi dalam karirnya.
Tetapi jika materi bukan merupakan prioritas pertama, maka bicarakan dengan istri Anda, bahwa adanya kemungkinan ia mengalami simdrom merasa lebih berkuasa dalam kehidupan rumah tangga Anda. Kalau hal ini dapat dipecahkan, maka saya rasa tinggal persoalan-persoalan kecil yang akan dihadapi.
Tetapi jika materi bukan merupakan prioritas pertama, maka bicarakan dengan istri Anda, bahwa adanya kemungkinan ia mengalami simdrom merasa lebih berkuasa dalam kehidupan rumah tangga Anda. Kalau hal ini dapat dipecahkan, maka saya rasa tinggal persoalan-persoalan kecil yang akan dihadapi.
Dengan niat tersebut di atas, berarti 80% kehidupan pernikahan kita dapat dipastikan akan baik.
Bisa hidup dengan materi yang berkucukupan dan memiliki suami yang berkedudukan terhormat, dengan wajah yang tampan merupakan impian setiap wanita.
Pertanyaannya, jika kita sebagai seorang istri yang tidak berada pada posisi seperti impian di atas. Apa kiranya yang akan kita lakukan?
Langkah awal, syukurilah apa yang telah diraih suami, dan jangan berkeluh kesah. Langkah positif ini adalah langkah awal menuju kebahagian kita bersama suami tercinta.
Agar proses kebahagiaan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita harus memiliki strategi yang cermat untuk meyakini suami kita, bahwa kita bahagia disisinya.
Bagi kita yang bekerja, sangat mungkin jika penghasilan kita lebih besar, bahkan jauh lebih besar dari suami kita.Agar proses kebahagiaan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita harus memiliki strategi yang cermat untuk meyakini suami kita, bahwa kita bahagia disisinya.
Kalau hal ini terjadi pada kita, apa yang harus kita lakukan?
Hal ini sangat tergantung pada komitmen awal ketika kita memutuskan untuk menjalani rumah tangga bersamanya.
Kalau komitmen prioritas kebahagian di keluarga kita adalah materi, beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan;
- Pertama, kita dapat mengajukan kepada suami, agar kita dapat membagi pekerjaan rumah tangga kepada suami tercinta, agar kita lebih dapat berkonsentrasi dalam karir.
- Kedua, jika kita masih merasa sebagai wanita indonesia yang tradisionil tetapi dengan pikiran yang maju, kita dapat pula tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga setelah jam kantor.
Pilihan kedua merupakan pilihan yang sangat bijaksana, bagi kita yang masih tinggal di lingkungan keluarga Indonesia pada umumnya.
Tetapi jika materi bukan merupakan prioritas pertama, maka bicarakan dengan suami Anda, bahwa adanya kemungkinan rasa rendah diri pada diri suami dalam kehidupan rumah tangga Anda. Kalau hal ini dapat dipecahkan, maka saya rasa tinggal persoalan-persoalan kecil yang akan dihadapi.
----diambil dari sumber yg aku lupa copas nya.......
Kamis, 24 Maret 2011
Mitos Selaput Dara, Apakah Itu?
"Pernikahan saya baru berusia satu bulan. Sehari setelah melalui malam pertama perkawinan, sikap suami saya berubah, raut wajahnya kusam, bicara seperlunya. Saya merasa sedih, karena saya tidak tahu sebab-sebab perubahan sikap suami. Sikapnya yang mesra pun sirna. Sampai akhirnya saya memberanikan diri bertanya sebab perubahan sikapnya tersebut. Saya terkejut sekali, ia menuduh saya tidak gadis lagi. Ia akhirnya mendesak saya terus-menerus dengan pertanyaan: dengan siapa saya pernah berhubungan suami-istri sebelum menikah dengannya? Saya tidak dapat menjawab pertanyaannya, saya bersumpah, baru dengan suamilah saya serahkan jiwa raga secara total, layaknya suami-istri. Suami mengatakan, pada malam pertama kami, tidak ada perdarahan yang jelas.
Saya memang tidak memperhatikan hal itu, karena kejadian itu membuat rasa sakit dan panas diselangkangan saya. Baru keesokan harinya, ketika saya kencing, air seni awal yang keluar berwarna kemerahan dengan rasa perih yang amat sangat. Saya berpikir, mungkin ini akibat malam pertama. Saya tidak mengeluhkannya pada suami. Saya mencoba meyakinkan suami bahwa tuduhannya tidak benar, tetapi dia tak percaya. Bahkan ia mengatakan akan mengawini gadis lain agar tak penasaran. Akibatnya tak ada lagi kemesraan seperti ditunjukkan saat kami pacaran. Saya sedih, tetapi tak berdaya." Demikianlah keluhan seorang wanita berusia 23 tahun.
Mitos adalah suatu dongeng yang sering berisi gambaran peristiwa yang berlebihan bahkan terkesan didramatisasi, namun berkembang menjadi keyakinan yang akhirnya harus terjadi. Perkembangan mitos tentang selaput dara, untuk beberapa suku bangsa tertentu dikaitkan dengan upacara ritual. Dalam hal ini, ada suku bangsa yang melakukan upacara penghormatan khusus bagi keluarga wanita, yang diawali dengan secarik kain putih berisi percikan darah sebagai bukti kegadisan oleh pasangan pria setelah malam pengantin.
Mitos bisa berkembang menjadi imajinasi yang bercampur harapan, hingga jauh dari kenyataan. Namanya dongeng yang berkembang, kemudian dikaitkan dengan upacara ritual adat, jadi bisa dipahami bila dasar penetapannya kurang dilandasi penelitian dan pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Padahal segala yang terkait dengan adat istiadat mendapat tempat khusus dalam benak anggota masyarakat di mana adat itu berkembang.
Selaput dara dalam bahasa Inggris disebut hymen, selaput yang berada di mulut vagina perempuan. Selaput ini tipis dan merupakan membran yang lembut. Sebenarnya membran ini secara biologis tidak berfungsi. Sayangnya, justru membran ini memiliki beban kultural yang berat, karena keberadaan membran dinilai sebagai bukti kegadisan seorang perempuan. Padahal saat terjadi hubungan seksual pertama, membran ini bisa terluka atau melentur. Karena memang karakteristik membran ini sangat fleksibel.
Selain itu, "kehilangan" membran dapat terjadi oleh kegiatan fisik yang keras, seperti mengikuti jenis olahraga tertentu. Hasil penelitian pakar dalam bidang seksologi, ditemukan beberapa perempuan sejak lahir tidak memiliki membran. Keberadaan hymen juga tidak selalu membuktikan seorang perempuan belum pernah melakukan hubungan seksual dan masih teruji kegadisannya. Bisa saja hymen baru koyak saat perempuan melahirkan bayinya. Walaupun ada perempuan yang vaginanya baru dapat menerima insersi penis pada saat berhubungan seksual, setelah hymen terbuka karena terluka desakan penis yang cukup kuat.
Berbagai bentuk
Pengalaman pertama pada perempuan yang mengadakan hubungan seksual tidak selalu menimbulkan rasa sakit yang hebat.
Pada dasarnya bentuk selaput dara berbeda secara individual, juga derajat kelembutan serta fleksibilitasnya. Frank H Netter MD dalam buku The Human Sexuality menyatakan, hasil penelitian menunjukkan adanya berbagai bentuk selaput dara, yaitu:
- Annular Hymen, selaput berbentuk melingkari lubang vagina.
- Septate Hymen, selaput ini ditandai beberapa lubang yang terbuka.
- Cibriform Hymen, selaput ini juga ditandai beberapa lubang yang terbuka tetapi lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak.
- Introitus, pada perempuan yang sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, bisa saja lubang selaputnya membesar, namun masih menyisakan jaringan selaput dara.
Kesimpulannya, perdarahan pada malam pertama memang bisa menjadi bukti bahwa pasangan perempuan masih gadis. Namun ternyata ada juga pasangan perempuan yang begitu lihai dan sangat berpengalaman dalam berhubungan seksual, pada malam pertama perkawinannya masih tetap mengalami perdarahan karena sisa selaput dara yang terluka, sehingga ia terkesan masih gadis (virgin). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan tentang seksualitas manusia yang berdasar pada penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, timbul pertanyaan, "Apakah masih bijaksana kalau kita mempertahankan mitos selaput dara?" Hal yang justru sering membuat perempuan terhina, tertekan secara psikologis, bahkan terpuruk, hanya oleh keyakinan palsu tentang posisi selaput dara dan makna yang dibebankan secara kultural.
Tuduhan suami
Pada kasus ini, tuduhan yang dibebankan suami terhadap pasangannya terjadi beberapa jam setelah malam pertama dilalui.
Di sisi lain, banyak pula perempuan yang memperoleh cercaan setelah memiliki beberapa anak karena si suami ketahuan berselingkuh dengan perempuan muda belia. Untuk yang terakhir, suami marah sebagai ungkapan menutupi rasa bersalahnya. Si suami pun mengungkit bahwa pada malam pertama yang sudah terjadi bertahun-tahun sebelumnya, si istri tidak mengalami perdarahan.
Rupanya efek mitos dipendam sekian lama, dan suami merasa harus mendapatkan selaput dara yang dinilai "utuh", dengan mengencani gadis belia yang terkadang seusia dengan anak gadis remaja pertamanya. Tentu saja cercaan tersebut membuat istri terdiam karena bingung. Si istri yakin suaminya adalah pria pertama yang hadir utuh dalam kehidupannya.
Apakah hanya karena selaput dara, seluruh kebahagiaan rumah tangga yang terbina selama bertahun-tahun akan dilenyapkan begitu saja? Apakah sedemikian pentingnya pengalaman memecah selaput dara, hingga mengorbankan kebahagiaan semua anggota keluarga? Padahal belum tentu gadis belia yang dikencani mengalami perdarahan pada hubungan seksual pertama-sehubungan sangat individualnya bentuk dan sifat kelenturan selaput dara.
Apakah kebahagiaan berumah tangga begitu bergantung dari kehadiran selaput dara? Sementara hubungan kedua pasangan itu sebenarnya serasi, cocok dan berimbang dalam prinsip hidup dan orientasi masa depan keluarga yang telah disepakati sebelum pernikahan. Apakah hubungan kasih sayang yang terjalin selama ini harus sirna oleh pemaknaan yang berlebihan terhadap selaput dara?
Menilai kejujuran
Setiap manusia sebenarnya dibekali kemampuan menilai kejujuran dari orang yang secara emosional erat hubungannya, karena jalinan kasih yang tulus.
Hubungan tulus antara pria dan perempuan merupakan sarana yang kuat dan kukuh untuk membuat kedua pasangan peka terhadap kejujuran dan ketulusan pasangannya.
Bagi pasangan yang menjunjung tinggi rasa kasih antarmanusia, akan menempatkan kasih di atas segalanya. Ketulusan kasih yang dijalin dengan pasangan hidup akan membuat orang tak tega mengelabui pasangannya.
Pada kasus ini, sebelum menikah keduanya telah berpacaran selama dua tahun. Dalam tenggang waktu itu seharusnya si pria-yang kemudian menjadi suaminya-punya banyak kesempatan mendeteksi kejujuran dan ketulusan kasih yang diberikan pacarnya.
Akhirnya segala hal terpulang kepada diri masing-masing. Tegakah kita membiarkan perempuan yang jujur, tulus dan penuh kasih terhadap pasangan, anak-anak dan keluarganya bersedih, tertekan, bahkan terpuruk sepanjang hidupnya, karena mitos selaput dara?
Oleh Sawitri Supardi-Sadarjoen, psikolog
sumber: Kompas Cyber Media
Keluarga Harus Jadi Center Of Education
PENDIDIKAN anak dewasa ini semakin menjadi perhatian utama dan prioritas para orang tua. Ada beberapa penyebab : Kesadaran akan pentingnya “bersekolah” dan kesadaran akan arti “sekolah”, namun tidak jarang ada pula penyebab lain, yakni ingin menyerahkan beban pendidikan / tugas pendidikan ke sekolah (dan para pendidik) – entah karena memahami adanya “value added” di sekolah, atau karena frustrasi, sulit mengarahkan anaknya sendiri di rumah (jadi biar tidak pusing-pusing, anaknya di sekolahkan saja). Apapun alasan kita para orang tua dalam menyekolahkan anak, seyogyanya kita memahami prinsip bahwa : Keluarga adalah tempat pertama dan utama pendidikan seorang anak. Keluarga = sekolah plus. Selama ini, kita mencari sekolah plus, untuk bisa mengatasi “kekurangan” yang ada di rumah atau di dalam pola asuh kita terhadap anak. Namun, kita sering lupa, setelah kita memasukkan anak ke sekolah “plus”, kita tidak mempelajari dan mengambil “nilai plus-nya” untuk diterapkan di rumah. Akibatnya, di rumah tetap minus dan “plus”-nya tertinggal di sekolah.
KONSEKUENSI
Ketika musim sekolah telah berjalan, timbul beberapa kesulitan dan masalah – yang tanpa sadar merupakan dampak dari tertinggalnya nilai “plus” di sekolah.
1. Problem belajar
2. Problem motivasi
3. Problem perilaku
4. Problem emosional
5. Problem sosial
6. Problem nilai
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Orang tua perlu mencari benang merah dan sinkronisasi beberapa hal yang utama, yang membantu anak mengembangkan hal-hal dasar dalam kepribadiannya. Sebagaimana orang tua memilih sekolah yang sesuai dengan orientasi nilai dan harapan mereka, begitu juga orang tua seyogyanya mengadaptasikan pola-pola pendidikan yang konstruktif dan positif dari sekolah.
Paling tidak, di antara keduanya, saling mengisi – dan bukan saling meniadakan. Untuk itu lah, komunikasi orang tua dengan anak, dan komunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah, menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Kita tidak bisa bersikap “tahu beres” baik terhadap anak maupunn pihak sekolah. Karena, ketika terjadi ketidakberesan, kita tidak bisa semata-mata menunjuk pihak sekolah sebagai “biang keladi” dari persoalan yang dihadapi anak. Bisa saja persoalan dimulai / terjadi di sekolah, namun kita harus melihatnya secara bijaksana, karena reaksi seorang anak terhadap sesuatu, sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaluinya dan pola asuh yang paling mendominasi bentukan sikap dan kepribadiannya.
Jadi, keluarga, adalah tempat utama pendidikan dan pengembangan seorang anak. Sekolah, pada dasarnya mengarahkan, memberikan bimbingan dan kerangka – bagi anak untuk belajar, bertumbuh dan berkembang. Sementara keluarga, justru menjadi center of education yang utama, pertama dan mendasar. (eps-c)
KONSEKUENSI
Ketika musim sekolah telah berjalan, timbul beberapa kesulitan dan masalah – yang tanpa sadar merupakan dampak dari tertinggalnya nilai “plus” di sekolah.
1. Problem belajar
2. Problem motivasi
3. Problem perilaku
4. Problem emosional
5. Problem sosial
6. Problem nilai
APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Orang tua perlu mencari benang merah dan sinkronisasi beberapa hal yang utama, yang membantu anak mengembangkan hal-hal dasar dalam kepribadiannya. Sebagaimana orang tua memilih sekolah yang sesuai dengan orientasi nilai dan harapan mereka, begitu juga orang tua seyogyanya mengadaptasikan pola-pola pendidikan yang konstruktif dan positif dari sekolah.
Paling tidak, di antara keduanya, saling mengisi – dan bukan saling meniadakan. Untuk itu lah, komunikasi orang tua dengan anak, dan komunikasi antara orang tua dengan pihak sekolah, menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Kita tidak bisa bersikap “tahu beres” baik terhadap anak maupunn pihak sekolah. Karena, ketika terjadi ketidakberesan, kita tidak bisa semata-mata menunjuk pihak sekolah sebagai “biang keladi” dari persoalan yang dihadapi anak. Bisa saja persoalan dimulai / terjadi di sekolah, namun kita harus melihatnya secara bijaksana, karena reaksi seorang anak terhadap sesuatu, sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dilaluinya dan pola asuh yang paling mendominasi bentukan sikap dan kepribadiannya.
Jadi, keluarga, adalah tempat utama pendidikan dan pengembangan seorang anak. Sekolah, pada dasarnya mengarahkan, memberikan bimbingan dan kerangka – bagi anak untuk belajar, bertumbuh dan berkembang. Sementara keluarga, justru menjadi center of education yang utama, pertama dan mendasar. (eps-c)
Rabu, 23 Maret 2011
Hati Seorang Ayah
Suatu ketika ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai
suara batuknya ayng khas.
Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : "ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???" demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda,
Si ayah menjawab " Karena aku lelaki "
Anak perempuan itu berkata sendirian " aku tidak mengerti" dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung dan ga mengerti.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata "Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki ". Demikian bisik sang ayah yang membuat
anaknya bertambah bingung.
Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya "Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???"
Ibunya menjawab "Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian ".
Hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya
membungkuk??
Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu
ia cari.
"Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya
senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi."
"Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,"
"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil jerih payahnya."
"Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan seringkali menerpanya."
"Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan
hatinya."
"Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu
anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara."
"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-
anaknya."
"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi."
"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya."
"Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat."Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH"
Bila ayah masih hidup jangan sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, dan do'akan agar TUHAN selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya
suara batuknya ayng khas.
Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : "ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???" demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda,
Si ayah menjawab " Karena aku lelaki "
Anak perempuan itu berkata sendirian " aku tidak mengerti" dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung dan ga mengerti.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata "Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki ". Demikian bisik sang ayah yang membuat
anaknya bertambah bingung.
Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya "Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???"
Ibunya menjawab "Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian ".
Hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya
membungkuk??
Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu
ia cari.
"Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya
senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi."
"Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,"
"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil jerih payahnya."
"Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan seringkali menerpanya."
"Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan
hatinya."
"Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu
anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama saudara."
"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-
anaknya."
"Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan, sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi."
"Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya, kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya."
"Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat."Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo'a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.
"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH"
Bila ayah masih hidup jangan sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, dan do'akan agar TUHAN selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya
Keluargaku
Aku Stefanus Aryanto yang lahir pada hari Kamis tanggal 12 September 1974 di sebuah desa terpencil wilayah Sumatera Selatan yang diberi nama desa Tulus Ayu. Saat ini pun masih tetap namanya Tulus Ayu dengan Kecamatan Belitang Madang Raya di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Aku memiliki seorang isteri yang bernama Yustina Septi Antari yang lahir pada tanggal 16 September 1980. Kami mendapatkan karunia dari Tuhan titipan dua orang puteri. Puteri kami yang pertama bernama Isabela Arsenia Aryanto yang lahir pada 5 Juli 2004 dini hari, lalu Puteri kedua kami bernama Anysia Arsenta Aryanto yang lahir pada 30 Desember 2006. Itulah gambaran singkat keluarga kami.
Langganan:
Postingan (Atom)