Sabtu, 16 April 2011

Hubungan Suami Istri Yang Harmonis Meningkatkan Motivasi Kerja Anda

Saya kira banyak yang sependapat nih bahwa Hubungan Suami Istri Yang Harmonis Meningkatkan Motivasi Kerja Anda secara langsung atau tak langsung. Memang sih sesuatu yang bisa mempertahanakan atau meningkatkan keharmonisan hubungan suami istri tentunya sangat luas. Tak sedikit pula jika mendengar hubungan suami istri diantara kita akan teringat dengan konotasi yang umum yaitu harmonis di tempat tidur. Bagaimanapun juga itu pasti ada bahkan bagi sebagian orang itu berpengaruh besar. Right?
Sebaliknya bisa juga motivasi kerja yang jalan duluan, kerja yang berprestasi, produktif dan gembira, mempunyai penghasilan yang memadai dan berkecukupan, syukur-syukur mendapatkan kelimpahan sehingga dapat lebih banyak berkontibusi juga dapat meningkatkan keharmonisan dalam rumah tangga.
Coba saja dimulai dari hubungan suami istri dulu, atau dimulai dari motivasi kerja yang terjaga dengan baik dulu. Keduanya saling mempengaruhi. Jadi kita bisa memulai dari keduanya.
Hubungan suami istri yang hangat semalam, diiringi dengan sarapan pagi yang sehat, plus diantarnya Anda ke depan pintu sambil dasi Anda dibetulkan dulu, bisa mengawali mood kerja yang baik hari ini dan esok hari.
Motivasi kerja yang bagus, berefek pada prestasi yang gemilang, pendapatan yang dapat dibanggakan, sangat mungkin menjadikan kita pulang kerumah setelah bekerja seharian namun tetap berseri-seri, kembali disambut istri dengan kehangatan yang luar biasa pula. Wuihhh enaknya, hehe..
Semoga Anda termasuk yang demikian.

Jumat, 08 April 2011

Dosa-dosa TIK oleh Bangsa Indonesia

Dosa-dosa TIK oleh (sebagian) Bangsa Indonesia… Sebuah Introspeksi…

Mengapa bangsa Indonesia sering ditimpa bencana atau musibah? Di bawah ini hanya tiga dari banyak kemungkinan penyebabnya. NB: "dosa-dosa" merupakan kata pengganti untuk perbuatan aniaya atau yang merugikan orang lain.
  1. Mengaku punya Tuhan, tapi mendurhakainya. Tuhan yang Maha Adil melarang manusia mengambil hak orang lain secara tidak adil. Tapi, banyak manusia melawan pedoman itu, misalnya mengambil hak cipta orang lain di bidang software, khususnya yang "berpemilik" atau proprietary.
  2. Membuat aturan, tapi melanggarnya. Pemerintah bersama DPR telah menetapkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Tapi, berapa juta orang yang melanggar UU ini?
  3. Membuat janji, tapi mengingkarinya. Betapa banyak (meskipun tidak semuanya) pejabat pemerintah dan anggota DPR/DPRD yang telah berjanji/bersumpah saat diangkat dalam jabatannya, tapi tidak menepatinya. Padahal, semua pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa saja yang dipimpinnya, termasuk memastikan semua software di kantornya harus legal. Pemimpin yang baik pasti tidak memboroskan uang rakyat dengan membeli software yang mahal, sementara banyak rakyatnya menderita kemiskinan dan kebodohan, bahkan ada yang mati karena kelaparan (kurang gizi).
Saya yakin banyak di antara kita yang menyadari "dosa-dosa" itu, dan melakukan sesuatu untuk memperbaikinya, meskipun kecil. Misalnya kita lebih memilih Linux dan FOSS (Free/Open Source Software) daripada menggunakan software proprietary. Bahkan telah banyak pula saudara kita yang berkarya tanpa mengharap imbalan harta semata, apalagi tahta, seperti para pengembang (urut abjad) BlankOn, Cimande, DSP (Daun Salam), eNdonesia, IGN, KG (Guyub), Nawala, Senayan, Simpin, Sisfokampus, Sisfokol, Voip Rakyat, Zencafe, dan lain sebagainya. Akan sangat panjang kalau semua karya anak negeri saya tulis di sini.
Jika Anda mau memahami tulisan ini, saya lebih yakin lagi "dosa-dosa" itu segera menjadi masa lalu kita. Karena saya dan Anda adalah bagian dari bangsa Indonesia, yang berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab, yang bersatu, yang demokratis, sehingga menjadi bangsa yang seluruh rakyatnya bisa menikmati keadilan sosial dan kesejahteraan hidup di dunia hingga akhirat.
Apa buktinya kita faham dan sadar? Mulai sekarang juga, meskipun dari yang sederhana, kita pakai Linux/FOSS dalam segenap sendi kehidupan TIK kita. Jika ada yang belum mampu karena sangat terpaksa, misalnya jiwa kita terancam kalau tidak menggunakan software proprietary tertentu, hati kita tetap membenci "dosa-dosa" itu. Merdeka! :-)